Kembali
Tips & Berita Usaha Terkini

Bagaimana Emosi Membuat Pelanggan Berpikir Dua Kali Sebelum Beli?

Oleh Della - Marcomm
Share
Copy
asdasd
Bagaimana Emosi Membuat Pelanggan Berpikir Dua Kali Sebelum Beli?

Kenapa sih orang gagal beli produk? Ternyata, ada peran emosi dalam keputusan pembeli pelanggan. Kok bisa? Percaya atau tidak, emosi dasar manusia seperti rasa bahagia, kesal, marah, sedih, galau bisa buat mereka mengubah keputusan untuk membeli. Bayangkan saja, seseorang tiba-tiba merasa tidak nyaman dan marah karena layanan pelanggan. 

Alhasil, mereka memutuskan untuk gagal membeli. Contoh tersebut bisa jadi gambaran kalau emosi itu punya efek besar bagi pelanggan. Sifat tersebut melekat dan secara tidak sadar membuat perubahan keputusan. Hal ini wajib banget jadi pertimbangan dari pelaku bisnis. Biar lebih jelas, berikut ini ada beberapa penjelasan efek atau kunci emosi di dalam pemasaran.

Emosi Dan Branding


Sebuah branding yang baik itu bisa membangun hubungan emosional dengan konsumen. Tentunya, semuanya berharap muncul emosi yang baik dimana para pembeli merasa bergairah untuk membeli. Karena itulah, branding pakai banyak elemen seperti warna dan kata-kata yang bisa menginspirasi, menarik, atau membuat konsumen bergerak. 

Emosi Untuk Pendorong Pembelian 


Emosi yang muncul dari branding atau pelayanan akan menjadi pendorong utama suatu tindakan. Sebut saja, pelanggan merasa tertarik dan bersemangat saat melihat kemasan cantik suatu produk minuman sport. Karena itulah mereka berniat membeli. Sebaliknya, kalau kemasan dan branding membosankan, pembeli justru akan cuek bahkan merasa emosi acuh.

Perasaan Negatif Dan Positif


Peran Emosi Dalam Keputusan Pembelian Pelanggan bergantung dengan nilai yang muncul. Tapi bukan berarti emosi yang dicari harus selalu positif atau senang. Tidak sedikit brand dan strategi bisnis yang menjual emosi negatif seperti rasa takut kehilangan atau sedih. Contoh terbaiknya adalah produk keamanan atau security. 

Penggunaan perasan negatif yang membuat emosi sedih, takut, bahkan amarah bisa mengarahkan pelanggan untuk membeli produk kunci, kamera, atau produk pengaman. Di dunia jasa, kamu juga bisa temukan efek perasaan positif. Seperti rasa suka cita dan bahagia yang jadi faktor utama yang dijual di jasa fotografi pernikahan atau event tertentu.

Strategi Mengandalkan Emosi


Bagaimana seorang pengusaha menggunakan emosi tersebut untuk strategi tentu menjadi suatu tantangan. Caranya bagaimana? coba berfokus ke satu perasaan tertentu, contohnya perasaan senang atau sedih. Saat strategi itu tepat, kamu bisa menarik perhatian pembeli yang kemudian akan tergugah untuk beli produk. 

Contoh paling jelas ada di kampanye iklan yang penuh emosi. Pernah lihat iklan yang bikin tersentuh sampai ingin bantu sosok di iklan itu? Kunci dari iklan itu adalah narasi yang kuat dan bisa mengeluarkan emosi sedih dan iba. Karena itulah, iklan ini berfokus ke dua emosi tersebut yang berhasil menarik perhatian dan juga menggerakkan penonton.  


Pengalaman Emosional Dan Pembelian


Tidak hanya dari sisi marketing dan branding, emosi dan keputusan ini juga bisa dipupuk dalam bentuk pengalaman. Maksudnya? Pengalaman emosional bisa didapat dari produk itu sendiri. Kok bisa? Sebut saja pelanggan jasa salon. Saat hasilnya memuaskan, maka akan muncul pengalaman emosional yang membuat mereka senang atau bahagia.  

Dari emosi itu, akan muncul keinginan lain yang mengarah ke penjualan. Mungkin saja mereka merasa senang dengan hasil makeup yang cantik. Alhasil, memutuskan untuk datang kembali lain waktu. Pengalaman ini juga bisa dalam bentuk produk yang baik, berkualitas, bahkan pelayanan yang ramah dan maksimal. 

Bagaimana menurutmu? Tidak bisa dipungkiri kalau emosi itu memang punya efek besar ke keputusan setiap manusia. Peran emosi dalam keputusan pembelian pelanggan ini sangat krusial dan wajib banget jadi pertimbangan. Setiap aspek bisa memberikan efek, mulai dari yang kecil seperti lingkungan, pengalaman, dan juga promosi produk.