Cara Atasi Burnout Karyawan Biar Tim Makin Sehat dan Produktif
Oleh Ridho
Share
Cara Atasi Burnout Karyawan Biar Tim Makin Sehat dan Produktif
Burnout akibat pekerjaan bukanlah sekedar kelelahan biasa tetapi kondisi serius yang bisa menguras produktivitas dan kreativitas. Akhir-akhir ini, dunia kerja memang memiliki tuntutan yang tinggi dan serba instan sehingga semakin banyak karyawan yang mengalami burnout.
Selain individu, burnout juga memberikan dampak pada kinerja perusahaan seperti penurunan produktivitas, meningkatnya absensi dan menurunnya ikatan emosional antara karyawan dengan perusahaan. Maka dari itu, perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang positif untuk mempertahankan kinerja karyawan seperti berikut.
Panduan Mengatasi Burnout Karyawan
1. Identifikasi Masalah
Perusahaan perlu mengidentifikasi masalah karyawan terlebih dahulu dengan melakukan pendekatan. Jika ada karyawan yang tampak kelelahan, anda bisa menanyakan kondisinya dan beberapa pertanyaan lain yang dibutuhkan. Dengan begitu, semakin mudah mengatasi burnout karyawan.
2. Evaluasi Beban Kerja
Anda perlu mempelajari beban kerja karyawan secara langsung dan pastikan bahwa mereka tidak memperoleh tugas yang melebihi kemampuan dan di luar jam kerjanya. Anda bisa memeriksa lingkup job desc jabatan di perusahaan. Meski tugasnya tampak ringan, hal ini bisa menjadi kebiasaan sehingga menambah bebannya.
Kerja lembur yang terlalu banyak dapat menguras energi karyawan sehingga mereka akan merasa jenih meski memiliki upah lembur. Anda bisa menguranginya dengan mengatur pola kerja secara bergiliran atau dengan sistem shift untuk mencegah kelelahan pada karyawan. Anda bisa membuat sistem kerja shift dengan aplikasi atau sistem web.
3. Batasan Ruang dan Waktu yang Jelas
Usahakan karyawan memiliki batasan ruang waktu kerja dan kehidupan pribadinya yang jelas. Pastikan bahwa mereka tidak mendapatkan panggilan atau pesan berupa email, chat dan lainnya di luar jam kerja sekalipun hal yang mendesak. Jangan mengajak karyawan meeting, hangout, bertemu dan makan bersama sepulang kerja. Hindari acara kantor di hari libur.
Perusahaan dapat menawarkan program work life balance untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional karyawan. Hal ini bisa dilakukan dengan program olahraga secara online, jam kerja setengah hari sebelum hari spesial seperti hari Raya, workshop pengelolaan keuangan, virtual sharing setiap akhir pekan dan webinar.
4. Berikan Apresiasi
Karyawan merasa lebih dihargai dan bahagia jika mendapatkan apresiasi. Budaya apresiasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif karena kontribusi setiap karyawan dianggap penting. Ada banyak bentuk apresiasi yang bisa diberikan seperti voucher, parcel, merch, dan penawaran lainnya untuk mendukung gaya hidup dan kebutuhannya.
5. Kesadaran Kesehatan Mental
Anda bisa menumbuhkan kesadaran akan kesehatan mental dengan menawarkan karyawan mengambil cuti ketika mentalnya tidak stabil. Perusahaan dapat bekerjasama dengan pakar psikolog untuk memberikan ruang kepada karyawan yang ingin mengeluarkan keluh kesahnya dalam ruang konsultasi.
6. Otomatisasi Pekerjaan
Rutinitas yang monoton memang dapat menimbulkan rasa penat, lelah serta jernih sehingga anda bisa menguranginya dengan menerapkan otomatisasi pekerjaan ringan. Misalnya, administrasi penggajian karyawan, manajemen inventaris dan lainnya. Anda bisa memanfaatkan aplikasi software, hardware atau website.
7. Evaluasi
Interaksi antara karyawan dan perusahaan sangat dibutuhkan sehingga anda perlu melakukan evaluasi. Hal ini dapat mengatasi burnout karyawan karena karyawan dapat mengutarakan hal-hal apa saja yang sekiranya perlu diganti dan disesuaikan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan kondusif. Suara karyawan juga penting demi kemajuan perusahaan.
Burnout karyawan memberikan dampak yang cukup besar terhadap kinerja perusahaan sehingga anda perlu mengatasinya dengan menawarkan program kesehatan menarik, melakukan pendekatan dan lainnya. Pastikan bahwa karyawan tidak terbebani dengan pekerjaan di luar kemampuannya.